.

Senin, 18 April 2016

SRIKANDI PEJUANG NU


Di dunia pewayangan, dikenal seorang wanita tangguh yang bernama Srikandi. Bersama sang suami, Arjuna, keduanya berjuang bersama membela panji Pandawa. Sosok Srikandi itu, rasanya patut kita sematkan pada diri Umroh Machfudzoh, ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) yang pertama.<>

Jalan cerita Umroh bersama sang suami, KH Tolchah Mansoer, sekilas mirip kisah Arjuna-Srikandi. Hanya saja pada waktu itu, keduanya bukan membela panji Pandawa, melainkan panji pelajar putera-puteri NU (IPNU-IPPNU). Di organisasi itulah mereka bertemu, berjuang bersama, dan akhirnya meneruskan menuju ke jenjang pelaminan.

Umroh Lahir di Gresik 4 Februari 1936 M dari pasangan KH Wahib Wahab (Menteri Agama ke 7 yaitu  1958 - 1962) dan Hj Siti Channah. Beliau adalah cucu dari KH Abdul Wahab Hasbullah (pendiri NU dan Rais Aam PBNU 1946 - 1971). Sebagai cucu pendiri NU, masa kecil Umroh banyak dilalui di lingkungan pesantren, khususnya pada masa liburan yang banyak dihabiskan di Tambak Beras, Jombang, tempat kelahiran ayahnya.

Sebagai anak sulung dari lima bersaudara, sejak kecil Umroh dididik untuk bisa hidup mandiri. Umroh mengawali pendidikan dasar di kota kelahirannya. Sempat berhenti sekolah hingga tahun 1946 karena clash II, Umroh kemudian melanjutkan ke MI NU di Boto Putih, Surabaya. Hasrat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang sekolah menengah sekaligus mewujudkan impian merantaunya terpenuhi ketika diterima sebagai siswa SGA (Sekolah Guru Agama) Surakarta.

Ketika partai-partai politik meluaskan sayapnya pada pertengahan 50-an, Umroh mulai menerjunkan diri sebagai Seksi Keputrian Pelajar Islam Indonesia (PII) -organisasi pelajar afiliasi partai Masyumi- ranting SGA Surakarta. Namun, sejak berdirinya NU sebagai partai politik sendiri tahun 1952, Umroh mulai berkenalan dengan organisasi-organisasi di lingkungan NU.

Sembari mengajar di Perguruan Tinggi Islam Cokro, Surakarta, Umroh yang nyantri di tempat Nyai Masyhud (Keprabon Solo) mulai menerjunkan diri sebagai wakil ketua Fatayat NU Cabang Surakarta. Semangat Umroh yang menyala-nyala membawa pada kesadaran akan perlunya sebuah organisasi pelajar yang khusus menghimpun putra-putri NU.

Membidani Lahirnya IPPNU
Di mata kader IPPNU saat ini, Umroh merupakan sosok wanita inspiratif . “Beliau adalah inspirator bagi kami. Beliau adalah kebanggan kami,” kata Margaret Aliyatul, ketua IPPNU periode lalu kepada NU Online, saat wafatnya Umroh tahun 2009 lalu.

“Ini adalah hal yang luar biasa karena kondisi pada saat itu pasti lebih sulit dibandingkan saat ini, dan beliau bisa merealisasikan pendirian organisasi pelajar puteri dan kemudian berkembang menjadi organisasi nasional. Beliau adalah perintis dan kami tinggal melanjutkan saja,” lanjutnya.

Berdirinya IPNU yang khusus menghimpun pelajar-pelajar putra pada awal tahun 1954, memang tak lepas dari perjuangan Umroh dan kawan-kawan untuk membuat organisasi serupa khusus untuk para pelajar putri. Gagasannya dituangkan lewat diskusi intensif dengan para pelajar putri NU di Muallimat NU dan SGA Surakarta yang sama-sama nyantri di tempat Nyai Masyhud. Kegigihan Umroh memperjuangkan pendirian IPNU-Putri (kelak berubah menjadi IPPNU) membawanya duduk sebagai Ketua Dewan Harian (DH) IPPNU. DH IPPNU adalah organ yang bertindak sebagai inkubator pendirian sekaligus pelaksana harian organisasi IPPNU.

Aktivitas di IPPNU yang tidak begitu lama diisi dengan sosialisasi dan pembentukan cabang-cabang IPPNU, khususnya di Jawa. Umroh juga tampil sebagai juru kampanye partai NU pada pemilu 1955. Tidak genap setahun menjabat Ketua Dewan Harian, Umroh meninggalkan Surakarta untuk menikah dengan M. Tolchah Mansoer, Ketua Umum PP IPNU pertama.

Meskipun menetap di Yogyakarta, Umroh tidak pernah melepaskan perhatiannya terhadap organisasi yang ikut dia lahirkan. Kedudukan Dewan Penasehat PP IPPNU yang dipegang hingga saat ini, membuatnya tidak pernah absen dalam setiap perhelatan nasional yang diselenggarakan IPPNU.

Riwayat organisasi Umroh berlanjut pada tahun 1962 sebagai seksi Sosial PW Muslimat NU DIY. Kedudukan ini mengantarkan Umroh sebagai Ketua I Badan Musyawarah Wanita Islam Yogyakarta hingga tahun 1987.

Kesibukan keluarga tidak mengendurkan hasratnya untuk melanjutkan ke Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Pendidikan S-1 diselesaikan dalam waktu enam tahun sembari aktif sebagai Wakil Ketua Pengurus Poliklinik PW Muslimat NU DIY. Sementara itu, perhatian di bidang sosial disalurkan dengan menjabat sebagai Ketua Yayasan Kesejahteraan Keluarga (YKK) yang membidangi kegiatan-kegiatan di bidang peningkatan kesejahteraan sosial di wilayah Yogyakarta.

Berjuang Lewat Parpol

Jabatan Ketua PW Muslimat NU DIY diemban selama dua periode berturut-turut sejak tahun 1975. Kesibukan ini tidak menghalangi aktivitas sebagai Seksi Pendidikan Persahi (Pendidikan Wanita Persatuan Sarjana Hukum Indonesia) dan Gabungan Organisasi Wanita wilayah Yogyakarta. Naluri politik yang tersimpan selama belasan tahun ternyata tidak bisa dipendam Umroh begitu saja. Aktivitas sebagai bendahara DPW PPP mengantarkannya terpilih sebagai anggota DPRD DIY periode 1982-1987.

Karir politiknya terus meningkat dari Wakil Ketua menjadi Pjs. Ketua DPW PPP DIY. Jabatan terakhir ini membawa Umroh ke Jakarta sebagai anggota DPR RI dari FPP selama dua periode. Umroh pernah menjabat sebagai Ketua Wanita Persatuan Pusat, organisasi wanita yang bernaung di bawah PPP. Sebagai anggota dewan, Umroh tercatat beberapa kali mengadakan kegiatan internasional diantaranya muhibah ke India, Hongaria, Perancis, Belanda, dan Jerman. 

Domisili di Jakarta memudahkan Umroh melanjutkan aktivitas ke-NU-an sebagai Ketua Departemen Organisasi PP Muslimat NU, berlanjut sebagai Ketua III sampai sekarang. Sempat menikmati pensiun pasca pemilu 1997, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang didirikan oleh Pengurus Besar NU mendorong Umroh terjun kembali ke dunia politik sebagai salah satu anggota DPR RI hasil pemilu 1999.

Sesepuh pendiri Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Hj Umroh Machfudzoh meninggal dunia pada Jumat (6/11/2009) pagi sekitar pukul 06.45 WIB di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Almarhumah meninggal pada usia 73 tahun dan dimakamkan sekitar pukul 15.30 WIB di pemakaman dekat kediaman Komplek Pondok Pesantren Sunni Darussalam, Tempelsari, Manguwoharjo, Sleman, Yogyakarta. (Ajie Najmuddin/red:Anam)

REFLEKSI





Senin, 22 Februari 2016

HARLAH

Add caption


Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Alhamdulilah senang sekali saya masih bisa menyapa pengunjung di  Blog Resmi Kami SMK NU Ma'af 3 Kudus. Banyak sekali orang yang bertanya mengapa sih pelajar di Indonesia lebih memilih SMK di bandingkan SMA ? Nah kali ini saya membuat artikel yang menyangkut tentang pendidikan yaitu Alasan pelajar di Indonesi lebih  memilih Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) . Dari pada penasaran  langsung saja saya jelaskan mengapa demikian ?      
Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah yang bertujuan  mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja.
Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu.
Pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dari pada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja.
Di era globalisasi dewasa ini, jumlah lapangan kerja industri itu sangat sedikit, sedangkan jumlah sumber daya manusia (SDM) yang masih menganggur terhitung lebih banyak. Dengan adanya SMK akan dapat membuka lapangan kerja yang lebih banyak lagi.
Dengan kata lain, belajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) lebih terarah, khusus, dan fokus kepada pilihan yang di tentukan. Di Sekolah Menengah Atas (SMA), siswa masih harus mencari pilihan yang akan dikembangkan dan tentunya, setelah masuk ke Perguruan Tinggi, barulah ketemu pilihan ketrampilan yang ingin dikembangkan.    
Selama ini, SMK identik sebagai sekolah bagi orang yang tidak ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, melainkan sekolah untuk cepat mencari kerja. Namun bukan itu alasannya. Berikut Alasan pelajar di Indonesia lebih memilih Sekolah menengah Kejuruan (SMK) .  
1.   Siswa akan dibekali suatu ilmu yang diberikan secara khusus sesuai minat dan kemampuan masing-masing.
2.   Siswa yang akan memiliki jiwa enterpreneurship atau kewirausahaan, di mana siswa sudah memiliki etika dan etos kerja yang tinggi.
3.    Siswa juga diberi landasan jika sudah terjun di dunia kerja dengan adanya pelatihan kerja atau disebut juga Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
4.    Siswa dapat dipastikan sanggup menentukan pilihan akan ketrampilan dan keahlian yang harus dikembangkan.
5.   Mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, hingga orangtua sudah berpikir jauh ke depan akan sasaran pendidikan anaknya.
6.   Sementara itu, alasan mayoritas pelajar memilih Sekolah Kejuruan dikarenakan setelah tamat bisa langsung kerja. Kalo kita melihat secara lebih di balik semua alasan di atas, banyak pertimbangan yang membuat orangtua cenderung memilih Sekolah Kejuruan bagi anak-anaknya.
Terlepas dari itu, tak ada yang salah jika memilih lanjut ke SMA atau SMK, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Di manapun para pelajar menuntut ilmu, asalkan dilandasi keyakinan dan ketekunan, pasti akan berhasil juga..!!
Sayidina Ali bin Abi Thalib Radiallahu an pernah berkata  “Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) sedangkan harta terhukum. Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan bertambah apabila dibelanjakan”.
Nah Dari Diskripsi yang ada di atas, SMK NU Ma’arif 3 Kudus merupakan Salah satu SMK Yang Ada di Kudus berkomitmen untuk membentuk peserta didik yang tidak hanya Terampil, Mandiri, Profesional, Unggul, kompetitif, tapi juka membentuk siswa yang memiliki karakter Akhlakul Karimah,yang dituangkan dalam Visi dan Misi nya, Sebaga berikut :
VISI :
Menjadi Sekolah Kejuruan NU yang menghasilkan lulusan yang Terampil, Mandiri, Profesional, Unggul, kompetitif, Berakhlakul Karimah dan Berwawasan Budaya Bangsa.
MISI :
Menyelenggarakan pendidikan yang berorentsi pada kualitas baik secara keilmuan, maupun secara moral dan sosial sehingga mampu menyiapkan, membekali dan mengembangkan sumber daya insani yang unggul dibidang  Iptek dan Imtaq.
     Sedangkan Misi dari penyelenggaraan pembelajaran dan pendidikan di SMK NU Ma’arif 3 Kudus adalah:
1.     Menyelenggarakan pendidikan yang berasaskan Islam Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
2.      Membentuk sikap yang beraqidah kuat dan berakhlaqul karimah.
3.      Menyelenggarakan pembelajaran adaptif dan normatif yang professional.
4.   Membentuk muslim/muslimah yang unggul agar terampil di bidang otomotif dan pertanian.
5.   Mengembangkan potensi masyarakat dalam bidang otomotif dan pertanian secara professional.
6.   Menyelenggarakan pendidikan produktif yang berkualitas sehingga menghasilkan lulusan yang kompetitif di tingkat global.
7.  Menyelenggarakan pendidikan produktif secara profesional untuk menghasilkan lulusan yang mampu secara mandiri memenuhi kebutuhan hidupnya.
8.     Membentuk pemuda yang cinta dan bangga bidang pertanian.
9.    Menyelenggarakan pendidikan  produktif yang terjangkau agar dapat mewujudkan masyarakat yang trampil dan sejahter
Di Tahun pelajaean ini kami telah menempati Gedung SMK Yang Baru, dengan semangat yang  baru kami siap menghantarkan semua peserta didik kami ke gerbang masa depan yang lebih cerah..
Kami mengajak Semua Palajar SMP  dan MTs baik negeri maupun suata bisa bergabung dengan kami di SMK NU Ma’arif 3 Kudus Bisa
Banyak Beasiswa yang kami berikan baik bagi siswa yang tidak mampu dan yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikan di SMK NU Ma’arif 3 Kudus, jangan Khawatir Tidak Mampu... Jika ada niat semua pasti bisa... MAN JADDA WA JADDA.
Sekian dan terimakasih atas kunjungannya di Blog kami yang masih sederhana ini..
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh.